
Stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik, tetapi juga dapat memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak. Anak yang mengalami stunting mungkin menghadapi keterlambatan dalam perkembangan kognitif dan memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai masalah kesehatan di kemudian hari. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia dan Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024. Strategi Daerah dalam Percepatan Penurunan Stunting adalah langkah langkah menindaklanjuti Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting berupa 5 (lima) pilar yang berisikan kegiatan untuk Percepatan Penurunan Stunting dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan melalui pencapaian target nasional prevalensi stunting yang diukur pada anak berusia di bawah 5 (lima) tahun. Prevalensi stunting di tingkat provinsi mengalami penurunan dari 17,6% pada tahun 2021 menjadi 15,4% pada tahun 2022. Kota Tanjungpinang juga berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 18,8% pada tahun 2021 menjadi 15,7% pada tahun Namun pada Saat ini, prevalensi stunting di Tanjungpinang tercatat sebesar 15,2%, dan diharapkan bisa turun menjadi kurang dari 14%. Semakin meningkatnya angka stunting di Kota Tanjungpinang pemerintah telah meluncurkan program intervensi serentak di berbagai posyandu. Langkah ini merupakan contoh nyata dari desentralisasi pencegahan stunting, yang menempatkan peran aktif pemerintah daerah dalam mengidentifikasi, menangani, dan mencegah stunting di tingkat lokal. Pencegahan stunting di Tanjungpinang melalui program intervensi memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat dan kader kesehatan, program ini dapat mempercepat identifikasi dan penanganan masalah gizi pada ibu hamil dan balita. Program ini mencakup pendataan, penimbangan, pengukuran, indentifikasi masalah gizi serta ibu hamil dan balita. Dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya lokal, Kota Tanjungpinang dapat mencapai target penurunan stunting secara signifikan. Namun, perlu diingat bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada komitmen dan kolaborasi semua pihak, serta upaya untuk mengatasi tantangan yang ada. Serta tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia dan fasilitas kesehatan masih perlu diatasi untuk mencapai Peningkatan kapasitas petugas, sosialisasi dan edukasi masyarakat, serta pemantauan dan evaluasi secara berkala menjadi kunci keberhasilan program ini. Semoga dengan upaya bersama, Kota Tanjung Pinang dapat mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini. (ria fahrudin) Artikel Opini Oleh Rintaria
2022.
target penurunan stunting di bawah 14%.