Aditya Bayu Erlangga (29) warga Kampung Raya Rengas, Kelurahan Parit Benut, Kecamatan Meral, Karimun, Kepri yang reaktif Covid-19 |
BATAM – Beritabatam.com | Aditya Bayu Erlangga (29) warga Kampung Raya Rengas, Kelurahan Parit Benut, Kecamatan Meral, Karimun, Kepri yang reaktif Covid-19 berhasil kabur dari pengawasan Tim Gugus Tugas dan kabur ke dalam hutan di Jembatan 4 Barelang, Jumat, 21 Agustus 2020 malam.
Ia telah memiliki tiket pesawat Lion Air, tujuan Bandara Cengkareng, Jakarta, yang akan berangkat dari Hang Nadim Batam, pada Jumat 21 Agustus 2020, pukul 15.25 WIB.
Namun ia tak memiliki surat bebas covid-19 dan dibandara hang nadim itu jalani rapid tes lalu saat di tes hasilnya ia dinyatakan reaktif dan oleh petugas KKP Kelas 1 Batam, ia diminta untuk tetap berada di dalam ruangan karantina yang telah disediakan.
“Sesuai aturan, Aditya Bayu Erlangga pun dilarang lanjutkan perjalanannya dan harus menjalani karantina di RSKI Galang”.
Dilansir dari batamklick.com, tim Gugus membawanya dari Hang Nadim menuju RSKI Galang sekitar pukul 17.30 WIB. Dan selama dalam perjalanan dari Hang Nadim, Aditya cukup kooperatif meski sedikit gelisah.
“Di Jembatan 2 dia minta berhenti, mau buang air kecil,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Dr Didi Kusmarjadi SPOg.
Usai pipis, perjalanan dilanjutkan menuju RSKI Covid 19 Galang.
Nah, pas sampai di Jembatan 4, pemuda itu merengek kelaparan, dan minta berhenti, untuk beli makan.
“Lapar katanya, tak tahan lagi, dari siang belum makan,” lanjut Didi, sambil mengatakan, saat itu baru sekitar pukul 19.30 WIB.
Mobil yang membawanya pun berhenti di salah satu warung. Aditya bergegas turun.
Pas turun inilah Aditya langsung kabur, secepat kilat dengan jurus langkah seribu, dia langsung masuk semak-semak dan hutan di Jembatan 4 itu.
“Petugas berusa mengejar, tapi karena gelap, akhirnya pengejaran dihentikan,” sebut Capt Corona Batam ini.
Didi berasumsi, Aditya sudah dijemput oleh temannya. Karena di sepanjang jalan, ia terus berkomunikasi dengan temannya dengan menggunakan hape.
“Ya, hape memang tidak kami sita, karena dia bukan tahanan, mungkin di sepanjang jalan dia menghubungi kawannya minta dijemput, karena sejak dari jembatan 2, dia mulai gelisah dan berulang celingak-celinguk,” jelas dokter yang hobby bersepeda ini.
Didi berharap, Aditya menyerahkan diri, demi kebaikan dirinya, serta kesehatan orang lain yang ada di sekelilingnya.
“Mungkin virus itu tidak mengganas di tubuh Adit, karena dia memiliki imun yang kuat. Tapi kalau menular ke orang yang imunnya lemah, apalagi memiliki penyakit penyerta, itu pasti menjadi bahaya,” jelas Didi.
Untuk itu, agar tidak mencelakai diri sendiri, apalagi orang lain, Aditya, sebaiknya anda menyerah saja, jalani perawatan di RSKI Galang, sambil menunggu hasil Swab Tes, semoga hasilnya negatif. (kmg)