[ads_karimun]
BerandaBakti TNI PolriDengan Penuh Penjiwaan, Puisi Alias Wello Bangkitkan Semangat Masyarakat Bintan

Dengan Penuh Penjiwaan, Puisi Alias Wello Bangkitkan Semangat Masyarakat Bintan

Dengan Penuh Penjiwaan, Puisi Alias Wello Bangkitkan Semangat Masyarakat Bintan

Alias Wello membacakan puisi dengan penuh penjiwaan dan ekspresi.

BINTAN –Beritabatam.com– Alias Wello, atau akrab disapa AWe kini menjadi idola baru bagi masyarakat Bintan karena kepiawaiannya menciptakan puisi. Sekaligus, membacakan puisi dengan penuh penjiwaan dan ekspresi.

Sejak mendaftar sebagai pasangan calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Bintan bersama Dalmasri Syam di KPU Bintan, Jumat, 11 September 2020, AWe diketahui sudah menulis empat puisi.

Tiga diantara empat puisi itu, ditulis dan dibacakan di kantor KPU Bintan usai berkas pendaftarannya dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat.

Sedangkan satu puisi lainnya ditulis dan dibacakan pada acara konsolidasi PDIP Bintan di Bintan Blue Coral, Teluk Bakau, Gunung Kijang, Minggu, 20 September 2020.

“Tiga puisi yang saya bacakan di kantor KPU Bintan itu, berjudul Rumah Merdeka, Panggil Aku Jebat dan Jebat Tidak Mati. Sedangkan satu puisi lainnya berjudul Merah Merdeka,” ungkap Alias Wello, Minggu, 27 September 2020.

Satu dari empat judul puisi yang dibacakan pria yang akrab disapa AWe itu, yakni “Merah Merdeka” menjadi idola bagi masyarakat Bintan. Terutama bagi para pengurus, kader dan simpatisan PDIP Bintan.

Pasalnya, puisi tersebut sengaja ditulis dan dipersembahkan untuk membangkitkan semangat dan soliditas para kader PDIP yang sedang mengikuti acara rapat konsolidasi yang menghadirkan AWe dan Dalmasri.

Dilangsir dari kabarbatam.com, puisi berjudul “Merah Merdeka” itu, sudah empat kali dibacakan AWe di hadapan para pengurus, kader dan simpatisan PDIP Bintan di Teluk Bakau, Kijang, Tanjunguban dan De Bintan Villa, Sri Bintan.

Ketua DPD PDIP Provinsi Kepri, H Muhammad Soerya Respationo yang hadir di dua pertemuan konsolidasi PDIP Bintan di Tanjunguban dan Sri Bintan, tampak terkesima mendengarkan AWe berpuisi.

Begitu juga para undangan dan peserta yang hadir dalam rapat konsolidasi tersebut. Semuanya larut mendengarkan lantunan puisi AWe yang diluapkan dengan suara alto-nya.

Merah Merdeka

Merah itu darah

Merah itu jiwa

Merah itu marwah

Merah itu aku

Merah itu darah yang menari – nari

Mengaliri nadi kehidupan

Yang tak pernah henti

Tak pernah diam karena ancaman

Merah itu jiwa yang meronta

Menghentak mengangkasa

Terbang menembus batas tak berujung

Lepas….. merdeka…….

Merah itu marwah

Bukan rumah

Marwah tak kan terganti harta

Marwah tak kan tergusur usia

Marwah adalah spirit

Marwah adalah semangat

Yang membara sepanjang waktu

Berjalan lurus tak terhadang aral

Marwah bukan rumah

Bangkit dan tegaklah berdiri

Atas nama marwah yang terjaga

Merah itu aku

Aku itu kita

Kita itu satu

Satu itu merdeka. (*)

ads ads
- Advertisment -spot_img
spot_img