
BERITABATAM.COM, GARUT – Perajin kulit di Garut, Jawa Barat mempertahankan kerajinan dengan membuat inovasi baru. Tak hanya tas, jaket dan sepatu, perajin juga membuat masker dari kulit. Hal itu yang dilakukan Sanjay.
Penjualan kerajinan kulit di Garut memang sempat merosot tajam saat pandemi Covid-19. Sanjay bercerita, barang-barang dari kulit yang dijual sempat tak laku.
“Waktu pandemi, sangat susah. Soalnya pas waktu Covid itu, perekonomian di Sukaregang, teman-teman saya sangat berpengaruh. Karena pendapatan berkurang, lalu orderan sepi,” kata Sanjay dikutip dari salah satu media online.
Namun Sanjay tak habis ide. Melihat kondisi saat ini, masker menjadi salah satu barang yang sedang dibutuhkan. Bahkan saat ini masker sudah dimodifikasi lebih modern. Termasuk masker yang dibuat Sanjay. Berbahan dasar kulit, masker buatan Sanjay tetap aman. Ada lapisan kain di dalamnya.
Sanjay menjual masker buatannya dengan cara pre order. Pembeli bisa memesan masker dengan desain yang mereka inginkan. Satu buah masker kulit dijual dengan harga Rp 75.000 sampai Rp100.000.
“Waktu itu saya coba-coba bikin masker. Kebetulan saat itu masker sulit didapat dan saya coba buat dipakai sendiri. Dan iseng-iseng saya foto-foto posting, teman-teman itu banyak yang suka. Dan alhamdulillah setelah itu banyak yang pesan masker dari kulit,” kata Sanjay.
Tak hanya Sanjay, perajin kulit lainnya juga merasakan imbas pandemi.
Lutfi, penjual bahan kulit, bercerita pabrik pengolahan kulit miliknya sempat tutup sementara karena pandemi Covid-19. Bahan-bahan kulit yang sudah diolah tak laku dijual. Alhasil ia harus merumahkan sementara 45 karyawan.
Namun Lutfi tak bisa berdiam diri. Lutfi menjual barang-barang kulit melalui online. Kini kondisi berangsur membaik. Bahan-bahan kulitnya juga mulai laku terjual secara perlahan.
“Cara survive saya tuh saya berpikir ya, memutar otak bagaimana barang yang tersendat gitu ya yang sudah ready stock itu ya cara-caranya saya membuka penjualan di-online gitu, di-online shop,” kata Lutfi.
Sanjay dan Lutfi mulai membuka penjualan secara online. Pembelinya kini bukan hanya dari Garut, tetapi juga dari luar Garut. Sanjay dan Lutfi bersyukur, kini kehidupan mereka berangsur membaik dari hari ke hari. (***)